Sukmawati Soekarnoputri adalah putri ketiga dari Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno, dan Fatmawati. Lahir pada 26 Oktober 1951, Sukmawati tumbuh dalam lingkungan politik yang kental dan berpengaruh di Indonesia. Dia memiliki latar belakang pendidikan yang beragam, termasuk menuntut ilmu di Fakultas Hukum Universitas Indonesia dan Institut Kesenian Jakarta. Selain dikenal sebagai politisi, Sukmawati juga aktif di dunia seni dan budaya, khususnya dalam pelestarian budaya tradisional Indonesia. Pada tahun 1998, ia mendirikan Partai Nasional Indonesia Marhaenisme (PNI Marhaenisme), yang berakar pada ideologi Marhaenisme yang diperkenalkan oleh ayahnya. Selama kariernya, Sukmawati kerap terlibat dalam berbagai kegiatan sosial dan politik yang bertujuan untuk memajukan bangsa dan melestarikan warisan budaya Indonesia.
Pendidikan
Sukmawati Soekarnoputri memulai pendidikannya di Sekolah Rakyat (SR) dan menyelesaikannya pada tahun 1964. Ia kemudian melanjutkan ke Akademi Tari di LPKJ Jakarta dari tahun 1970 hingga 1974, dan menjadi mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Bung Karno sejak tahun 2003.
Karier Politik
Pada tahun 1998, Sukmawati mendirikan kembali Partai Nasional Indonesia dengan nama PNI Soepeni. Nama tersebut diubah menjadi PNI Marhaenisme pada tahun 2002, di mana ia diangkat sebagai ketua umum. Pada tahun 2011, ia menerbitkan buku berjudul Creeping Coup d’État Mayjen Suharto, yang mengungkapkan kesaksiannya terkait kudeta yang dialami Soekarno pada tahun 1965-1967.
Kehidupan Pribadi
Sukmawati menikah dengan Putra Mahkota Kadipaten Mangkunegaran, Pangeran Sujiwa Kusuma, yang kemudian menjadi Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara IX. Mereka bercerai beberapa tahun kemudian. Pada 26 Oktober 2021, Sukmawati menjalani ritual pindah agama ke Hindu, mengikuti agama neneknya Ida Ayu Nyoman Rai di Bali.
Kontroversi
- Dugaan Ijazah Palsu: Pada 13 November 2008, Sukmawati ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ijazah palsu yang digunakan sebagai syarat pencalonan Pemilu 2009 untuk anggota DPR RI dari PNI Marhaenisme daerah pemilihan Bali. Kasus ini dihentikan setelah penyidikan lebih lanjut.
- Puisi Ibu Indonesia: Pada 2 April 2018, Sukmawati membacakan puisi yang membandingkan azan dengan kidung dan konde dengan cadar, yang menimbulkan kontroversi dan tuduhan penistaan agama. Namun, Sukmawati membantah tuduhan ini, menyatakan bahwa puisinya tidak bermaksud mendiskreditkan agama.
Referensi
Sumber tambahan:
- Buku Creeping Coup d’État Mayjen Suharto karya Sukmawati Soekarnoputri
- Wikimedia Commons