Editorial

Gajah Mada: Arsitek Nusantara atau Penjajah Kejam?

443
×

Gajah Mada: Arsitek Nusantara atau Penjajah Kejam?

Share this article

Sosok Gajah Mada dikenal sebagai Mahapatih Kerajaan Majapahit yang berpengaruh dan berhasil menyatukan sebagian besar wilayah Nusantara. Sumpah Palapa-nya melegenda sebagai simbol ambisi dan tekad untuk membangun imperium yang kokoh. Namun, di balik kejayaannya, terdapat kontroversi seputar sosok Gajah Mada – apakah dia pahlawan pemersatu bangsa atau penjajah yang kejam?

Pujian untuk Gajah Mada: Pemersatu Nusantara

  • Sumpah Palapa: Sumpah yang diucapkan Gajah Mada ini sering dilihat sebagai tekadnya menyatukan wilayah Nusantara di bawah panji Majapahit.
  • Ekspansi Kekuasaan: Gajah Mada memimpin berbagai ekspedisi militer yang memperluas wilayah Majapahit hingga ke Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan semenanjung Malaya.
  • Sistem Pemerintahan: Gajah Mada juga menerapkan kebijakan-kebijakan administratif yang memusatkan kekuasaan dan menciptakan struktur pemerintahan yang lebih terorganisir.

Kritik terhadap Gajah Mada: Penakluk yang Kejam

  • Metode Penaklukan: Ekspansi Majapahit tidak selalu berjalan damai dan melibatkan penaklukan dengan kekerasan terhadap kerajaan-kerajaan yang menolak tunduk.
  • Pemberontakan yang Dipadamkan: Gajah Mada diketahui pernah memimpin pasukan untuk menumpas pemberontakan, seperti di Sadeng dan Keta.
  • Perspektif Sejarah: Beberapa sumber sejarah dari luar Majapahit menggambarkan Gajah Mada sebagai sosok yang agresif dan haus kekuasaan.

Menafsirkan Sejarah: Pahlawan atau Penjahat?

Menilai sosok historis seperti Gajah Mada tidak bisa dilakukan secara hitam putih. Penafsiran sejarah sering dipengaruhi oleh perspektif dan konteks zaman. Berikut beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:

  • Konsep Nasionalisme: Gagasan kebangsaan seperti Indonesia belum terbentuk di era Majapahit. Penyatuan wilayah lebih didasari oleh ambisi politik penguasa.
  • Standar di Masa Lampau: Praktik perang, pemerintahan, dan diplomasi pada masa lalu berbeda dengan standar modern. Membandingkannya secara langsung bisa menjadi kurang tepat.
  • Sumber yang Terbatas: Catatan sejarah tentang Gajah Mada sebagian besar berasal dari sumber internal Majapahit sehingga berpotensi bias.

Referensi

Kesimpulan,

Gajah Mada adalah figur kompleks yang perannya dalam sejarah Nusantara tak bisa dipungkiri. Penilaian terhadapnya bergantung pada bagaimana kita memahami konsep kepahlawanan, standar moral di masa lalu, dan keterbatasan perspektif sejarah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *