Politisi

Profil Budiman Sudjatmiko: Aktivis, Politikus, dan Inovator

85

Budiman Sudjatmiko, lahir pada 10 Maret 1970 di Majenang, Cilacap, Jawa Tengah, adalah seorang aktivispolitikus, dan pemeran berkebangsaan Indonesia. Ia memiliki peran penting dalam menyusun Undang-Undang Desa dan mendirikan Gerakan Inovator 4.0. Berikut adalah profil lengkapnya:

Riwayat Pendidikan

  • SD Negeri Pengadilan 2 Bogor
  • SMP Negeri 1 Cilacap
  • SMA Negeri 5 Bogor
  • SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta
  • Universitas Gadjah Mada (tidak selesai)
  • SOAS, Universitas London
  • Universitas Cambridge

Budiman memulai pendidikannya di Indonesia, tetapi aktivisme membuatnya drop out dari Universitas Gadjah Mada. Setelah dipenjara, ia melanjutkan pendidikannya di Ilmu Politik di Universitas London dan meraih gelar Master Hubungan Internasional di Universitas Cambridge, Inggris12.

Karier Politik

  • Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia
    • Masa jabatan: 1 Oktober 2009 – 30 September 2019
    • Daerah pemilihan: Jawa Tengah VIII
    • Perolehan suara: 96.830 (2009), 68.861 (2014)
  • Partai Politik:
    • Partai Rakyat Demokratik (PRD) (1996–2001)
    • PDI-P (2004–2023)
    • Gerindra (Sejak 2024)

Aktivitas Lainnya

  • Budiman aktif dalam berbagai kegiatan diskusi dan organisasi sejak duduk di bangku SMP. Ia pernah masuk struktur kepengurusan Ikatan Pelajar Muhammadiyah ketika menimba ilmu di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta1.
  • Bukunya, Anak-Anak Revolusi, menjadi salah satu sumber informasi mengenai dunia aktivisme pada masa Orde Baru. Oleh Partai Golkar Orde Baru, ia sempat dikambinghitamkan dalam Peristiwa 27 Juli 1996 dalam penyerbuan kantor Partai Demokrasi Indonesia (PDI) dan kemudian divonis dengan hukuman 13 tahun penjara1.

Kehidupan Pribadi

  • Budiman menikah dengan Kesi Yovana pada tahun 2005 dan memiliki satu anak1.

Budiman Sudjatmiko adalah sosok yang berperan penting dalam sejarah politik Indonesia. Dari aktivisme hingga kiprahnya di DPR, ia terus berjuang untuk perubahan dan inovasi. Semoga profil singkat ini memberikan gambaran yang informatif tentang Budiman Sudjatmiko34.

Budiman Sudjatmiko, politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), telah terlibat dalam beberapa kontroversi yang menarik perhatian publik. Berikut adalah beberapa di antaranya:

  1. Jatah Komisaris PTPN V: Pada Januari 2021, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menunjuk Budiman Sudjatmiko sebagai Komisaris Independen PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V. Pengangkatannya ini dianggap sebagai bagian dari pembagian jabatan untuk partai pendukung pemerintah. Budiman bukanlah politikus PDI Perjuangan pertama yang ditunjuk menjadi komisaris. Sebelumnya, ada juga beberapa politikus lain yang menduduki posisi komisaris di perusahaan BUMN1.
  2. Bukit Algoritma: Budiman Sudjatmiko juga terlibat dalam perusahaan teknologi bernama Bukit Algoritma. Perusahaan ini menawarkan layanan berbasis algoritma dan teknologi informasi. Keterlibatannya dengan perusahaan ini telah menimbulkan perdebatan dan perhatian dari berbagai pihak1.
  3. Dukungan kepada Prabowo Subianto: Budiman secara resmi mendeklarasikan dukungannya kepada Prabowo Subianto untuk maju pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Hal ini menyebabkan PDIP memecat Budiman dari kader partai karena sikapnya yang ‘membelot’ dan mendukung calon presiden dari partai lain23.
  4. Kontroversi Masa Lalu: Pada masa Orde Baru, Budiman Sudjatmiko dituduh memprovokasi Peristiwa 27 Juli dalam penyerbuan kantor Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Akibatnya, ia divonis dengan hukuman 13 tahun penjara dan menjadi tahanan politik hingga akhir rezim Suharto4.

Budiman Sudjatmiko adalah sosok yang terus menarik perhatian publik dengan peran dan kontroversinya dalam dunia politik Indonesia13.

Berikut adalah perjalanan awal Budiman Sudjatmiko sebagai aktivis:

  1. Latar Belakang dan Pendidikan:
    • Budiman adalah anak pertama dari pasangan Wartono (ayah) dan Sri Sulastri (ibu). Keluarganya membesarkannya dalam suasana religius.
    • Ketika Budiman menemukan pengasuhnya yang mengalami depresi karena utang yang sangat besar, ia mulai memperhatikan kemiskinan yang melanda kelas bawah.
    • Budiman aktif dalam berbagai diskusi dan kegiatan organisasi sejak duduk di SMP.
    • Pendidikan formalnya meliputi:
      • SD Negeri Pengadilan 2 Bogor
      • SMP Negeri 1 Cilacap
      • SMA Negeri 5 Bogor
      • SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta
      • Universitas Gadjah Mada (meskipun tidak selesai)
      • SOAS, Universitas London
      • Clare Hall, Universitas Cambridge12.
  2. Aktivisme dan Peran Awal:
    • Budiman terlibat dalam gerakan mahasiswa selama kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM).
    • Ia terlibat dalam gerakan sosial, politik, dan ekonomi di antara petani dan pekerja perkebunan di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
    • Budiman juga menjadi bagian dari struktur kepengurusan Ikatan Pelajar Muhammadiyah ketika belajar di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta1.
  3. Pendirian Partai Rakyat Demokratik (PRD):
    • Bersama rekan-rekannya, Budiman mendirikan PRD pada sekitar tahun 1994.
    • PRD lahir dari organisasi politik bernama Persatuan Rakyat Demokratik (PRD).
    • Budiman terlibat dalam memimpin PRD dan membacakan manifesto PRD di ruang sidang, yang membuatnya dikenal secara luas3.

Budiman Sudjatmiko adalah sosok yang berperan penting dalam sejarah aktivisme dan politik Indonesia. Perjuangannya untuk perubahan dan reformasi terus memengaruhi perjalanan bangsa ini12.

Partai Rakyat Demokratik (PRD), yang juga dikenal dengan singkatan PRD, adalah partai sosialis demokratis di Indonesia. Peran PRD dalam sejarah politik Indonesia sangat menarik dan berpengaruh. Berikut adalah gambaran singkat mengenai peran PRD:

  1. Asal Mula dan Perkembangan:
    • PRD tumbuh dari gerakan mahasiswa pada akhir 1980-an di Jawa, Bali, dan Lombok yang didirikan untuk memprotes beberapa aspek rezim Orde Baru yang otoriter di bawah kepemimpinan Presiden Suharto.
    • Salah satu gerakan mahasiswa ini adalah Solidaritas Mahasiswa Yogyakarta (SMY) yang dipimpin oleh Budiman Sudjatmiko, yang kemudian menjadi pemimpin PRD.
    • SMY aktif dan mendirikan cabang-cabang di kota-kota lain di Jawa dan sekitarnya.
    • Pada 23 Mei 1994, sejumlah kelompok ini dan aktivis lainnya mendeklarasikan pembentukan Asosiasi Rakyat Demokratik (juga disebut PRD), yang dipimpin oleh Sugeng Bahagijo.
    • Pada tahun berikutnya, terjadi perpecahan yang menyebabkan Sugeng meninggalkan PRD dan mendirikan Gerakan Rakyat Demokratik Indonesia (PADI).
    • PRD sementara dipimpin oleh presidium yang dipimpin oleh Budiman Sudjatmiko dan kemudian bergabung dengan sejumlah kelompok mahasiswa, petani, seniman, dan pekerja1.
  2. Peristiwa Penting:
    • Pada 14–16 April 1996, PRD mengadakan konferensi luar biasa di mana mereka mengubah namanya menjadi Partai Rakyat Demokratik.
    • Budiman terpilih sebagai ketua dan Petrus Hariyanto sebagai sekretaris jenderal.
    • Kantor partai didirikan di Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia di Jakarta pada 22 Juli, dalam sebuah acara yang dihadiri oleh Megawati Sukarnoputri, yang baru saja digulingkan sebagai pemimpin Partai Demokrasi Indonesia (PDI) dalam kongres yang didukung oleh pemerintah dan militer.
    • PRD secara tegas memberikan penghargaan kepada pemimpin oposisi Timor Timur yang dipenjara, Xanana Gusmão, dan penulis terlarang, Pramoedya Ananta Toer.
    • Pada saat yang sama, protes terhadap penggulingan Megawati sebagai pemimpin PDI terus berlanjut, termasuk aksi unjuk rasa oleh 5.000 pendukungnya di Jakarta pada 20 Juni.
    • Ini memicu bentrokan dengan pasukan anti huru-hara. Pendukung Megawati kemudian menduduki kantor pusat PDI di Jakarta Pusat.
    • Pada 27 Juli, mereka dikeluarkan secara paksa setelah gedung tersebut diserang oleh pasukan keamanan dan preman bayaran. Insiden ini berakhir dengan kerusuhan terbesar di Jakarta selama 12 tahun, dengan gedung dan mobil dibakar.
    • Pemerintah dan militer menyalahkan PRD atas kerusuhan ini, menuduhnya sebagai organisasi komunis dengan kaitan ke Partai Komunis Indonesia (PKI) yang dilarang dan Amnesty International. Namun, laporan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) tidak menyebutkan PRD sebagai penyebabnya1.

PRD adalah bagian penting dari perjalanan politik Indonesia dan memiliki dampak yang signifikan dalam memperjuangkan demokrasi dan perubahan sosial1.

Exit mobile version